Penjelasan Lengkap Tentang FOMO: Apa Kamu Memilikinya?
Istilah FOMO berseliweran dimana-mana, baik di percakapan sehari-hari maupun media sosial. Jadi, istilah tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagimu. Tapi, memangnya apa artinya FOMO? Seperti apa gejalanya, serta bagaimana cara mengatasinya? Artikel ini punya jawabannya.
Apa Itu FOMO?

Mungkin, selama ini kamu mendengar FOMO dari percakapan teman-teman seumuran, atau rekan-rekan berusia muda. FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, memang lebih populer di kalangan anak-anak muda, misalnya generasi milenial dan penerusnya.
Tapi, ternyata FOMO bukanlah sekadar bahasa gaul semata, loh, melainkan fenomena psikologis yang diteliti dengan dalam.
FOMO menurut para ahli adalah ketakutan dan kecemasan yang muncul saat orang lain mengalami hal yang berharga atau menyenangkan tanpa kita ikut mengalaminya juga[1]. Dengan bahasa yang lebih sederhana, FOMO juga bisa diartikan sebagai rasa khawatir ketinggalan sesuatu yang orang lain lakukan.
Contoh FOMO dalam Kehidupan Sehari-hari

FOMO (Fear of Missing Out) bisa muncul dalam berbagai situasi, baik di kehidupan sosial maupun digital. Lantas, apa contoh FOMO dalam kehidupan sehari-hari?
1. Media Sosial dan Acara Sosial
Melihat teman-teman menghadiri acara tertentu, seperti konser atau pesta, melalui unggahan media sosial dapat memicu perasaan cemas atau takut ketinggalan. Hal ini mendorong seseorang untuk ikut hadir di acara-acara serupa, meskipun sebenarnya tidak terlalu tertarik.
2. Tren dan Gadget Terbaru
Ketika muncul produk teknologi baru atau tren fashion tertentu, banyak orang merasa perlu ikut memiliki barang tersebut agar tidak merasa "ketinggalan zaman" dibandingkan orang lain.
3. Investasi dan Bisnis
Dalam dunia investasi, FOMO sering terjadi ketika seseorang melihat orang lain mendapatkan keuntungan besar dari investasi tertentu, seperti saham atau cryptocurrency. Tanpa pertimbangan matang, mereka ikut berinvestasi karena takut kehilangan peluang.
4. Konten Viral dan Streaming Series
Banyak orang merasa perlu menonton serial atau film yang sedang viral agar tidak ketinggalan obrolan dengan teman-teman. Ini membuat mereka menonton secara maraton, meskipun tidak benar-benar menikmati kontennya.
5. Kehidupan Profesional
Dalam dunia kerja, FOMO bisa muncul ketika seseorang melihat rekan kerja mendapatkan promosi atau menghadiri konferensi penting. Ini dapat menciptakan tekanan untuk selalu mengikuti semua peluang, meskipun tidak sesuai dengan tujuan pribadi.
Sebetulnya masih banyak contoh FOMO lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, biasanya, FOMO memiliki kaitan erat dengan tanggapan atau pandangan orang lain terhadap orang yang merasakan FOMO tersebut.
Apa Dampak FOMO?
Meski terdengar sederhana, dampak dari FOMO bisa mengakar dengan dalam. Bahkan, adanya perasaan FOMO berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi mental seseorang. Berikut beberapa dampaknya:
1. Kesehatan Mental Terganggu

Perasaan cemas, gelisah, atau bahkan depresi sering kali muncul karena terus-menerus merasa tertinggal. Kondisi ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental, terutama jika seseorang sering membandingkan hidupnya dengan orang lain di media sosial.
2. Penurunan Produktivitas

Seseorang yang mengalami FOMO cenderung mudah terdistraksi oleh aktivitas yang dirasa lebih menarik di luar sana, yang dapat mengganggu work-life balance mereka. Akibatnya, mereka kehilangan fokus dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan penting.
3. Pengeluaran Tidak Terkendali

FOMO juga bisa menyebabkan perilaku konsumtif. Misalnya, membeli produk yang sedang tren atau mengikuti gaya hidup tertentu demi merasa lebih diterima, meskipun tidak benar-benar membutuhkannya.
4. Kehilangan Koneksi Autentik

Alih-alih menikmati momen yang sedang dijalani, penderita FOMO lebih fokus pada apa yang tidak mereka miliki. Hal ini bisa merusak hubungan sosial yang sebenarnya lebih berarti dan menyebabkan perasaan kesepian.
5. Gangguan Pola Tidur

FOMO sering membuat seseorang merasa harus terus terhubung dengan media sosial atau mengikuti berita terbaru hingga larut malam. Akibatnya, pola tidur terganggu, yang dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
6. Pengambilan Keputusan yang Tidak Bijak

Dalam upaya menghindari perasaan tertinggal, seseorang mungkin membuat keputusan impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Misalnya, mengikuti tren investasi hanya karena sedang viral, tanpa memahami risikonya.
7. Rendahnya Kepercayaan Diri

FOMO dapat memicu rasa tidak puas terhadap diri sendiri karena merasa hidup orang lain lebih baik. Ini berpotensi menurunkan kepercayaan diri dan meningkatkan perasaan tidak mampu atau tidak berharga.
8. Ketergantungan pada Media Sosial

Untuk tetap "ter-update," seseorang cenderung menghabiskan waktu berlebihan di media sosial. Ketergantungan ini tidak hanya mengurangi waktu produktif, tetapi juga meningkatkan paparan terhadap konten yang mungkin memperburuk FOMO.
Â
Apa Saja Gejala FOMO?
Seperti apa tanda-tanda orang yang berpotensi mengalami FOMO? Dalam konteks sehari-hari, beberapa contohnya adalah:
1. Sering Mengecek Media Sosial

Merasa perlu untuk terus memantau media sosial agar tidak ketinggalan informasi terbaru atau kegiatan orang lain. Kebiasaan ini sering kali membuat kamu kehilangan fokus pada aktivitas yang sedang dilakukan di dunia nyata.
2. Merasa Cemas Saat Offline

Ketika tidak terhubung dengan internet atau media sosial, kamu merasa khawatir atau tidak nyaman, seolah-olah kehilangan sesuatu yang penting atau merasa terisolasi dari dunia luar. Perasaan ini dapat memicu kecemasan yang tidak perlu.
3. Perasaan Iri atau Tidak Puas

Sering merasa iri ketika melihat orang lain menjalani aktivitas tertentu, seperti menghadiri acara, berlibur ke tempat menarik, atau mencapai prestasi tertentu. Perasaan ini muncul karena perbandingan sosial yang tidak sehat dan ekspektasi yang tidak realistis.
4. Kesulitan Fokus pada Aktivitas Sendiri

Tidak dapat menikmati momen atau aktivitas pribadi karena merasa ada hal yang lebih menarik atau penting terjadi di tempat lain. Akibatnya, kamu menjadi mudah terganggu dan kurang menghargai apa yang sedang dijalani.
5. Mengambil Keputusan Secara Impulsif

Sering mengikuti tren, membeli sesuatu, atau menghadiri acara tanpa pertimbangan matang, hanya agar tidak merasa tertinggal atau dikecualikan. Keputusan impulsif ini bisa berdampak negatif pada keuangan dan kesejahteraan emosional.
6. Perasaan Rendah Diri

Membandingkan hidup kamu dengan kehidupan orang lain di media sosial dapat menyebabkan rasa tidak puas, rendah diri, bahkan depresi. Padahal, apa yang ditampilkan di media sosial sering kali hanya potret terbaik dari hidup seseorang.
7. Mengalami Stres dan Kelelahan Emosional

Tekanan untuk selalu "up-to-date" dapat menyebabkan stres berlebihan, kecemasan, dan kelelahan mental. Ketegangan ini bisa memengaruhi kualitas tidur, produktivitas, dan kesehatan secara keseluruhan.
8. Sulit Menolak Undangan atau Ajakan

Kamu merasa tidak enak atau takut melewatkan momen ketika diajak menghadiri acara atau kegiatan tertentu, meskipun sebenarnya sedang lelah atau memiliki prioritas lain. Perasaan ini muncul dari dorongan untuk selalu hadir dan menjadi bagian dari kelompok sosial, meskipun harus mengorbankan waktu dan energi.
Bagaimana Cara Mengatasi FOMO?
Apakah kamu atau orang yang kamu kenal mengalami gejala tersebut? Jika ya, tenang saja, karena FOMO bisa mereda dengan usaha yang konsisten. Begini strategi mengurangi rasa FOMO:
1. Memahami Konsep "Keinginan" dan "Kebutuhan" dan Belajar Membedakannya

Tidak sedikit orang yang sulit membedakan "keinginan" dan "kebutuhan". Kebutuhan adalah hal-hal yang lekat dengan peningkatan kualitas hidup, sehingga mustahil untuk mengabaikannya. Sementara itu, keinginan adalah perwujudan dari hasrat, yang tidak berpengaruh banyak jika tidak terlaksana.
Dengan pemahaman tersebut, kamu bisa menentukan hal apa yang benar-benar penting untuk kamu kejar, yang juga akan membantu kamu dalam cara menikmati hidup dengan lebih bijak. Sebagai contoh, kamu bisa membeli tiket konser penyanyi favoritmu saja, tapi tidak membeli semua tiket konser yang berlangsung hanya karena temanmu datang kesana.
2. Ketinggalan Sesuatu Bukanlah Masalah yang Besar

Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebut juga JOMO, alias Joy of Missing Out. Jika sudah memahami perbedaan "keinginan" dan "kebutuhan", akan lebih mudah untuk menyusun prioritas hidup kamu dan bisa menikmati pengalaman yang nyata.
Baca Juga:Â 7 Cara Seru dan Efektif untuk Mengembalikan Mood yang Drop
Kamu bisa belajar untuk lebih mengatakan "tidak", dan memahami bahwa ketinggalan sesuatu bukanlah hal yang besar.
3. Mengontrol Penggunaan Media Sosial

Media sosial bisa lebih cepat melipatgandakan perasaan FOMO, apalagi jika kamu hanya melihat unggahan yang bagus-bagus saja, dan kamu tidak terlibat di acara tersebut. Oleh karena itu, pengaturan penggunaan media sosial adalah hal penting.
Kamu bisa hiatus dari media sosial selama beberapa saat atau menghapus aplikasi media sosial. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan bantuan aplikasi khusus untuk tracking waktu online serta membuat alarm pengingat.
4. Utamakan Mencari Pengalaman Baru

Jika kamu tetap ingin menuruti FOMO, ada baiknya memilih kegiatan yang bisa memberikan kamu pengalaman dan perspektif baru, bukannya kegiatan yang biasa saja.
Contohnya kamu bisa cobain pengalaman baru makan steak dengan rasa yang istimewa, sajian berkualitas dan menggugah selera di Holycow.Â
Di Holycow, kamu bisa menikmati berbagai hidangan daging sapi, ayam, serta salmon. Semua disajikan fresh dengan bumbu yang khas hingga menghasilkan potongan yang empuk.
Selain itu, kamu juga bisa menikmati steak dengan berbagai menu pendamping, misalnya french fries, garden salad, hingga kopi dan cake sebagai dessert. Nah, ini baru pengalaman makan steak yang maksimal.
Pada dasarnya, FOMO tidak sulit ditaklukan, bahkan bisa jadi hal yang positif jika kamu mengelolanya dengan baik. Jadi, ayo kenali diri kamu dan maksimalkan pengalaman bersama Holycow.
Leave a comment